Cinta…
Terkadang ia datang tanpa diundang dan pergi pun semaunya sendiri. Itulah
cinta, merupakan salah satu dari anugerah Allah yang diberikan kepada kita umat
manusia. Tak mengapa jika cinta menghampiri kita, asal saja diri dan hati sudah
siap dengannya. Namun jika perasaan itu datang dan hati kita belum siap
dengannya, yang ada hanya memendam rasa itu pada seseorang yang dimaksudkan.
Itu pun tak mengapa, sebab kita adalah manusia biasa yang memang dianugerahi
rasa cinta.
Bagi
kita yang sedang dianugerahi rasa cinta, jangan terburu – buru dalam
mengekpresikannya. Jangan terburu – buru mengutarakan rasa cinta itu pada
dirinya, jika kita belum siap untuk mengambil langkah yang benar yaitu dengan
menikah. Jika rasa itu diungkapkan dengan langkah selain itu (hanya pacaran),
bersiaplah untuk mengurungkannya. Karena bukan ketenangan yang akan kita dapat,
namun kemarahan Allah yang kita peroleh.
Jika
rasa itu memang benar datang tetapi menikah belum menjadi solusi yang tepat,
kita hanya bisa memendamnya tanpa boleh mengungkapkannya. Di sela – sela waktu
itulah kita hanya bisa berdoa kepada Allah SWT. untuk tetap menjaga diri, hati
hingga saat yang tepat itu datang. Memohon agar dirinya juga dijaga oleh-Nya hingga
keputusan yang tepat datang yaitu dengan menikahinya.
Di
dalam buku Ya Allah Izinkan Dia Untukku yang
ditulis oleh Burhan Sodiq akan mengajak kita untuk bersikap benar ketika rasa
itu datang dan kita belum memilih menikah sebagai pilihan yang tepat. Buku ini
juga mengajak kita untuk bisa menjaga diri, melakukan perbaikan diri. Kita
semua tahu, jika kita baik maka kelak pendamping kita juga baik. Karena itu
merupakan janji Allah yang tertulis dalam Q.S An Nur ayat 26 :
“Wanita – wanita yang
kotor adalah untuk lelaki yang kotor dan lelaki yang kotor adalah untuk wanita
yang kotor. Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki – laki
yang baik adalah untuk wanita yang baik…”
Selanjutnya,
buku ini juga mengajarkan kita agar lebih tahu lagi makna tawakal dan berserah
diri. Sehingga kita nantinya akan siap jika perasaan yang ada tidak dapat
sesuai dengan kenyataan yang Allah berikan. Karena jodoh hanya Allah yang tahu.
Kelebihan
dari buku yang ditulis oleh Burhan Sodiq ini yaitu dengan dikemas dengan bahasa
yang mudah difahami oleh remaja khususnya. Karena tidak sedikit buku yang
berisi arahan untuk mengelola hati khususnya untuk remaja namun tidak tepat
pada sasaran karena pemilihan bahasanya tidak sesuai. Buku ini disajikan dengan
bahasa yang lugas sehingga pembaca bisa dengan mudah memahaminya dan mengena
dalam hati sehingga pesan yang ada dalam buku ini tersampaikan dengan baik.
Kelebihan
lain dari buku ini yaitu dengan disajikannya cerita – cerita dari beberapa
orang yang dikemas dalam bentuk curhatan. Curhatan tersebut berisi berbagai
macam bentuk seperti pertanyaan –
pertanyaan yang kemudian diberikan jawabannya melalui penjelasan oleh penulis.
Selain pertanyaan, curhatan tersebut juga berupa pernyataan dari orang – orang
yang telah mampu menjaga dirinya ketika rasa itu datang, sehingga kebahagiaan
yang ia peroleh. Salah satu contoh kisah yang diulas dalam buku yaitu pada
halaman 135, yang mengekspresikan perasaan cinta bukan dengan pacaran. Kisah –
kisah yang dikemas dalam curhatan tersebut akan lebih mudah membekas pada hati
pembaca sehingga dapat dijadikan sebuah pelajaran yang bermanfaat untuknya.
Pada
bagian akhir buku ini, Burhan Sodiq juga menyebutkan karyanya yang lain dengan
judul Ya Allah Aku Tak Ingin Sendiri yang
memberikan motivasi bagi pembacanya yang masih sendiri dalam penantian
jodohnya. Sedangkan buku nya yang berjudul Ya
Allah Aku Jatuh Cinta mengulas dengan lengkap mengenai ciri – ciri orang
yang sedang jatuh cinta, pengetahuan tentang hormon cinta yang bekerja pada
tubuh orang yang sedang jatuh cinta, dan memberikan cara untuk mengantisipasi
jika cinta kita ditolak. Buku Ya Allah
Izinkan Dia Untukku ini sangat berkaitan dengan dua buku karya Burhan Sodiq
tersebut sehingga pembaca bisa segera membacanya sebagai tambahan referensi
ketika anugerah dari Allah yang berupa cinta itu datang.
Namun,
pada sisi lain buku ini juga mempunyai kekurangan, penulis buku ini kurang
menjelaskan secara detail pada sub bab tertentu. Terlihat pada bab ke-7 dengan
sub bab Tawakal dalam Al-Quran yang
hanya menjelaskan garis besarnya saja. Sehingga pembaca membutuhkan penafsiran
lagi ketika membaca sub bab ini.
Dalam
buku ini disuguhkan berbagai motivasi yang dirangkum dalam tujuh bagian yaitu,
MeGalauMen!, Bukan Cantikmu yang Kucari, Ya Allah Jagalah Dia Untukku, Meski
Kamu Masih Misteri…, Meski Kau Masih Terasing dan Asing, Mampukah Aku Ya Allah,
dan yang terakhir Menunggu Dalam Tenang.
Pada
bagian pertama, yaitu MeGalauMen! menceritakan ketika kita harus menghadapi
sebuah kegalauan tentang siapa jodoh kita. Hingga dihadirkan sebuah kisah
seorang yang menjaga diri dari yang haram. Hasilnya adalah sebuah kebahagiaan
yang Allah karuniakan. Pada bagian itu juga mengajarkan kita untuk tidak
mendasarkan jodoh pada soal fisik. Kenalilah kepribadiannya dan tawakal pada
Allah untuk hasil yang terbaik.
Bagian
kedua yaitu, Bukan Cantikmu yang Kucari. Pada bagian ini, penulis memaparkan
mengeani motivasi yang benar sebelum menikah. Bukan hanya karna harta atau
performa cantik rupa. Selain itu juga terdapat pembahasan mengenai tazkiyah
an-nafs atau penyucian diri. Untuk kemudian mengajak kita untuk melakukan
perbaikan diri ketika menanti seorang jodoh.
Bagian
ketiga yaitu Ya Allah Jagalah Dia Untukku. Menjelaskan ketika hati mulai
terpikat namun apalah daya kita belum mampu berbuat hal yang sesuai syari’at
yaitu menikah. Kita hanya dianjurkan untuk senantiasa berdoa dan mendokan
semoga diri kita dan dirinya selalu dalam penjagaan-Nya. Namun bukan sekedar
untuk saling menunggu, semata untuk beribadah kepada Allah.
Selanjutnya
yaitu bagian keempat, Meski Kamu Masih Misteri… Poin penting yang disampaikan
dalam bagian ini yaitu agar kita senantiasa berpositif thingking kepada Allah ketika dalam masa pencarian dan penantian
jodoh. Karena Allah sesuai dengan prasangka hambanya.
Bagian
kelima, Meski Kau Masih Terasing dan Asing. Jodoh merupakan misteri yang belum
terpecahkan ketika ia belum benar – benar datang kepada kita dan syah untuk
kita sesuai syari’at-Nya. Karena hal itulah, dalam bagian ini kita diajarkan
agar tetap bersandar pada Allah. Siapakah dan bagaimanakah sosok yang akan
menjadi jodoh kita hanya Allah yang tahu.
Bagian
keenam yaitu Mampukah Aku Ya Allah. Dibahas mengenai kewajiban seorang suami
dalam sebuah rumah tangga. Hal ini menjelaskan kepada kita agar dalam mengambil
sebuah keputusan untuk menikah harus berhati –hati karena semua itu tidaklah
semudah yang dibayangkan, terdapat ketentuan – ketentuan di dalamnya. Kewajiban
suami terhadap istri dan juga sebaliknya.
Pada
bagian yang terakhir yaitu Menunggu dengan Tenang. Menunggu bukan sebuah
pilihan yang menarik. Tetapi menunggunya untuk hadir juga sebuah tantangan yang
menyenangkan. Dua kalimat sebelumnya merupakan kalimat pertama pada bagian yang
ketujuh ini yang terletak pada halaman 144. Menunggu disini tidak hanya dengan
berdiam diri tanpa melakukan hal apapun, menunggu disini mempersiapkan diri,
memperbaiki diri, dan memerlukan tawakal yang ekstra. Menunggu akan terasa
lebih bermakna dan hati semakin mantap dengan segala ketentuan yang Allah
berikan.
Dari
semua bagian dari buku ini menurut saya sangatlah menarik. Buku ini sangat
cocok dibaca oleh mereka yang mulai terserang cinta dan tak tahu harus berbuat
apa. Khususnya untuk para remaja. Para remaja yang sembari mencari jati
dirinya. Jangan sampai remaja yang sebagai penerus bangsa dan tonggak kehidupan
sesuai syari’at ini hancur karena dihampiri
rasa cinta dan mereka belum tahu bagaimana mengatasinya. Sehingga setiap
waktu kita semata tidak digunakan untuk hal yang negatif ketika sebuah rasa yang disebut cinta itu
datang menghampiri kita. Waktu kita bisa diisi dengan hal yang berkualitas dan
positif ketika masa menunggu itu datang. Menunggu pun akan terasa lebih
bermakna untuk kita dan bernilai dimata Allah SWT tentunya.