Rabu, 22 Oktober 2014

Karena Jodoh Rahasianya Allah

Cinta… Terkadang ia datang tanpa diundang dan pergi pun semaunya sendiri. Itulah cinta, merupakan salah satu dari anugerah Allah yang diberikan kepada kita umat manusia. Tak mengapa jika cinta menghampiri kita, asal saja diri dan hati sudah siap dengannya. Namun jika perasaan itu datang dan hati kita belum siap dengannya, yang ada hanya memendam rasa itu pada seseorang yang dimaksudkan. Itu pun tak mengapa, sebab kita adalah manusia biasa yang memang dianugerahi rasa cinta.
Bagi kita yang sedang dianugerahi rasa cinta, jangan terburu – buru dalam mengekpresikannya. Jangan terburu – buru mengutarakan rasa cinta itu pada dirinya, jika kita belum siap untuk mengambil langkah yang benar yaitu dengan menikah. Jika rasa itu diungkapkan dengan langkah selain itu (hanya pacaran), bersiaplah untuk mengurungkannya. Karena bukan ketenangan yang akan kita dapat, namun kemarahan Allah yang kita peroleh.
Jika rasa itu memang benar datang tetapi menikah belum menjadi solusi yang tepat, kita hanya bisa memendamnya tanpa boleh mengungkapkannya. Di sela – sela waktu itulah kita hanya bisa berdoa kepada Allah SWT. untuk tetap menjaga diri, hati hingga saat yang tepat itu datang. Memohon agar dirinya juga dijaga oleh-Nya hingga keputusan yang tepat datang yaitu dengan menikahinya.
Di dalam buku Ya Allah Izinkan Dia Untukku yang ditulis oleh Burhan Sodiq akan mengajak kita untuk bersikap benar ketika rasa itu datang dan kita belum memilih menikah sebagai pilihan yang tepat. Buku ini juga mengajak kita untuk bisa menjaga diri, melakukan perbaikan diri. Kita semua tahu, jika kita baik maka kelak pendamping kita juga baik. Karena itu merupakan janji Allah yang tertulis dalam Q.S An Nur ayat 26 :
“Wanita – wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor dan lelaki yang kotor adalah untuk wanita yang kotor. Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki – laki yang baik adalah untuk wanita yang baik…”
Selanjutnya, buku ini juga mengajarkan kita agar lebih tahu lagi makna tawakal dan berserah diri. Sehingga kita nantinya akan siap jika perasaan yang ada tidak dapat sesuai dengan kenyataan yang Allah berikan. Karena jodoh hanya Allah yang tahu.
Kelebihan dari buku yang ditulis oleh Burhan Sodiq ini yaitu dengan dikemas dengan bahasa yang mudah difahami oleh remaja khususnya. Karena tidak sedikit buku yang berisi arahan untuk mengelola hati khususnya untuk remaja namun tidak tepat pada sasaran karena pemilihan bahasanya tidak sesuai. Buku ini disajikan dengan bahasa yang lugas sehingga pembaca bisa dengan mudah memahaminya dan mengena dalam hati sehingga pesan yang ada dalam buku ini tersampaikan dengan baik.
Kelebihan lain dari buku ini yaitu dengan disajikannya cerita – cerita dari beberapa orang yang dikemas dalam bentuk curhatan. Curhatan tersebut berisi berbagai macam  bentuk seperti pertanyaan – pertanyaan yang kemudian diberikan jawabannya melalui penjelasan oleh penulis. Selain pertanyaan, curhatan tersebut juga berupa pernyataan dari orang – orang yang telah mampu menjaga dirinya ketika rasa itu datang, sehingga kebahagiaan yang ia peroleh. Salah satu contoh kisah yang diulas dalam buku yaitu pada halaman 135, yang mengekspresikan perasaan cinta bukan dengan pacaran. Kisah – kisah yang dikemas dalam curhatan tersebut akan lebih mudah membekas pada hati pembaca sehingga dapat dijadikan sebuah pelajaran yang bermanfaat untuknya.
Pada bagian akhir buku ini, Burhan Sodiq juga menyebutkan karyanya yang lain dengan judul Ya Allah Aku Tak Ingin Sendiri yang memberikan motivasi bagi pembacanya yang masih sendiri dalam penantian jodohnya. Sedangkan buku nya yang berjudul Ya Allah Aku Jatuh Cinta mengulas dengan lengkap mengenai ciri – ciri orang yang sedang jatuh cinta, pengetahuan tentang hormon cinta yang bekerja pada tubuh orang yang sedang jatuh cinta, dan memberikan cara untuk mengantisipasi jika cinta kita ditolak. Buku Ya Allah Izinkan Dia Untukku ini sangat berkaitan dengan dua buku karya Burhan Sodiq tersebut sehingga pembaca bisa segera membacanya sebagai tambahan referensi ketika anugerah dari Allah yang berupa cinta itu datang.
Namun, pada sisi lain buku ini juga mempunyai kekurangan, penulis buku ini kurang menjelaskan secara detail pada sub bab tertentu. Terlihat pada bab ke-7 dengan sub bab Tawakal dalam Al-Quran yang hanya menjelaskan garis besarnya saja. Sehingga pembaca membutuhkan penafsiran lagi ketika membaca sub bab ini.
Dalam buku ini disuguhkan berbagai motivasi yang dirangkum dalam tujuh bagian yaitu, MeGalauMen!, Bukan Cantikmu yang Kucari, Ya Allah Jagalah Dia Untukku, Meski Kamu Masih Misteri…, Meski Kau Masih Terasing dan Asing, Mampukah Aku Ya Allah, dan yang terakhir Menunggu Dalam Tenang.
Pada bagian pertama, yaitu MeGalauMen! menceritakan ketika kita harus menghadapi sebuah kegalauan tentang siapa jodoh kita. Hingga dihadirkan sebuah kisah seorang yang menjaga diri dari yang haram. Hasilnya adalah sebuah kebahagiaan yang Allah karuniakan. Pada bagian itu juga mengajarkan kita untuk tidak mendasarkan jodoh pada soal fisik. Kenalilah kepribadiannya dan tawakal pada Allah untuk hasil yang terbaik.
Bagian kedua yaitu, Bukan Cantikmu yang Kucari. Pada bagian ini, penulis memaparkan mengeani motivasi yang benar sebelum menikah. Bukan hanya karna harta atau performa cantik rupa. Selain itu juga terdapat pembahasan mengenai tazkiyah an-nafs atau penyucian diri. Untuk kemudian mengajak kita untuk melakukan perbaikan diri ketika menanti seorang jodoh.
Bagian ketiga yaitu Ya Allah Jagalah Dia Untukku. Menjelaskan ketika hati mulai terpikat namun apalah daya kita belum mampu berbuat hal yang sesuai syari’at yaitu menikah. Kita hanya dianjurkan untuk senantiasa berdoa dan mendokan semoga diri kita dan dirinya selalu dalam penjagaan-Nya. Namun bukan sekedar untuk saling menunggu, semata untuk beribadah kepada Allah.
Selanjutnya yaitu bagian keempat, Meski Kamu Masih Misteri… Poin penting yang disampaikan dalam bagian ini yaitu agar kita senantiasa berpositif thingking kepada Allah ketika dalam masa pencarian dan penantian jodoh. Karena Allah sesuai dengan prasangka hambanya.
Bagian kelima, Meski Kau Masih Terasing dan Asing. Jodoh merupakan misteri yang belum terpecahkan ketika ia belum benar – benar datang kepada kita dan syah untuk kita sesuai syari’at-Nya. Karena hal itulah, dalam bagian ini kita diajarkan agar tetap bersandar pada Allah. Siapakah dan bagaimanakah sosok yang akan menjadi jodoh kita hanya Allah yang tahu.
Bagian keenam yaitu Mampukah Aku Ya Allah. Dibahas mengenai kewajiban seorang suami dalam sebuah rumah tangga. Hal ini menjelaskan kepada kita agar dalam mengambil sebuah keputusan untuk menikah harus berhati –hati karena semua itu tidaklah semudah yang dibayangkan, terdapat ketentuan – ketentuan di dalamnya. Kewajiban suami terhadap istri dan juga sebaliknya.
Pada bagian yang terakhir yaitu Menunggu dengan Tenang. Menunggu bukan sebuah pilihan yang menarik. Tetapi menunggunya untuk hadir juga sebuah tantangan yang menyenangkan. Dua kalimat sebelumnya merupakan kalimat pertama pada bagian yang ketujuh ini yang terletak pada halaman 144. Menunggu disini tidak hanya dengan berdiam diri tanpa melakukan hal apapun, menunggu disini mempersiapkan diri, memperbaiki diri, dan memerlukan tawakal yang ekstra. Menunggu akan terasa lebih bermakna dan hati semakin mantap dengan segala ketentuan yang Allah berikan.

Dari semua bagian dari buku ini menurut saya sangatlah menarik. Buku ini sangat cocok dibaca oleh mereka yang mulai terserang cinta dan tak tahu harus berbuat apa. Khususnya untuk para remaja. Para remaja yang sembari mencari jati dirinya. Jangan sampai remaja yang sebagai penerus bangsa dan tonggak kehidupan sesuai syari’at ini hancur karena dihampiri  rasa cinta dan mereka belum tahu bagaimana mengatasinya. Sehingga setiap waktu kita semata tidak digunakan untuk hal yang negatif  ketika sebuah rasa yang disebut cinta itu datang menghampiri kita. Waktu kita bisa diisi dengan hal yang berkualitas dan positif ketika masa menunggu itu datang. Menunggu pun akan terasa lebih bermakna untuk kita dan bernilai dimata Allah SWT tentunya. 

Karena Jodoh, Rahasia Allah

Cinta… Terkadang ia datang tanpa diundang dan pergi pun semaunya sendiri. Itulah cinta, merupakan salah satu dari anugerah Allah yang diberikan kepada kita umat manusia. Tak mengapa jika cinta menghampiri kita, asal saja diri dan hati sudah siap dengannya. Namun jika perasaan itu datang dan hati kita belum siap dengannya, yang ada hanya memendam rasa itu pada seseorang yang dimaksudkan. Itu pun tak mengapa, sebab kita adalah manusia biasa yang memang dianugerahi rasa cinta.
Bagi kita yang sedang dianugerahi rasa cinta, jangan terburu – buru dalam mengekpresikannya. Jangan terburu – buru mengutarakan rasa cinta itu pada dirinya, jika kita belum siap untuk mengambil langkah yang benar yaitu dengan menikah. Jika rasa itu diungkapkan dengan langkah selain itu (hanya pacaran), bersiaplah untuk mengurungkannya. Karena bukan ketenangan yang akan kita dapat, namun kemarahan Allah yang kita peroleh.
Jika rasa itu memang benar datang tetapi menikah belum menjadi solusi yang tepat, kita hanya bisa memendamnya tanpa boleh mengungkapkannya. Di sela – sela waktu itulah kita hanya bisa berdoa kepada Allah SWT. untuk tetap menjaga diri, hati hingga saat yang tepat itu datang. Memohon agar dirinya juga dijaga oleh-Nya hingga keputusan yang tepat datang yaitu dengan menikahinya.
Di dalam buku Ya Allah Izinkan Dia Untukku yang ditulis oleh Burhan Sodiq akan mengajak kita untuk bersikap benar ketika rasa itu datang dan kita belum memilih menikah sebagai pilihan yang tepat. Buku ini juga mengajak kita untuk bisa menjaga diri, melakukan perbaikan diri. Kita semua tahu, jika kita baik maka kelak pendamping kita juga baik. Karena itu merupakan janji Allah yang tertulis dalam Q.S An Nur ayat 26 :
“Wanita – wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor dan lelaki yang kotor adalah untuk wanita yang kotor. Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki – laki yang baik adalah untuk wanita yang baik…”
Selanjutnya, buku ini juga mengajarkan kita agar lebih tahu lagi makna tawakal dan berserah diri. Sehingga kita nantinya akan siap jika perasaan yang ada tidak dapat sesuai dengan kenyataan yang Allah berikan. Karena jodoh hanya Allah yang tahu.
Kelebihan dari buku yang ditulis oleh Burhan Sodiq ini yaitu dengan dikemas dengan bahasa yang mudah difahami oleh remaja khususnya. Karena tidak sedikit buku yang berisi arahan untuk mengelola hati khususnya untuk remaja namun tidak tepat pada sasaran karena pemilihan bahasanya tidak sesuai. Buku ini disajikan dengan bahasa yang lugas sehingga pembaca bisa dengan mudah memahaminya dan mengena dalam hati sehingga pesan yang ada dalam buku ini tersampaikan dengan baik.
Kelebihan lain dari buku ini yaitu dengan disajikannya cerita – cerita dari beberapa orang yang dikemas dalam bentuk curhatan. Curhatan tersebut berisi berbagai macam  bentuk seperti pertanyaan – pertanyaan yang kemudian diberikan jawabannya melalui penjelasan oleh penulis. Selain pertanyaan, curhatan tersebut juga berupa pernyataan dari orang – orang yang telah mampu menjaga dirinya ketika rasa itu datang, sehingga kebahagiaan yang ia peroleh. Salah satu contoh kisah yang diulas dalam buku yaitu pada halaman 135, yang mengekspresikan perasaan cinta bukan dengan pacaran. Kisah – kisah yang dikemas dalam curhatan tersebut akan lebih mudah membekas pada hati pembaca sehingga dapat dijadikan sebuah pelajaran yang bermanfaat untuknya.
Pada bagian akhir buku ini, Burhan Sodiq juga menyebutkan karyanya yang lain dengan judul Ya Allah Aku Tak Ingin Sendiri yang memberikan motivasi bagi pembacanya yang masih sendiri dalam penantian jodohnya. Sedangkan buku nya yang berjudul Ya Allah Aku Jatuh Cinta mengulas dengan lengkap mengenai ciri – ciri orang yang sedang jatuh cinta, pengetahuan tentang hormon cinta yang bekerja pada tubuh orang yang sedang jatuh cinta, dan memberikan cara untuk mengantisipasi jika cinta kita ditolak. Buku Ya Allah Izinkan Dia Untukku ini sangat berkaitan dengan dua buku karya Burhan Sodiq tersebut sehingga pembaca bisa segera membacanya sebagai tambahan referensi ketika anugerah dari Allah yang berupa cinta itu datang.
Namun, pada sisi lain buku ini juga mempunyai kekurangan, penulis buku ini kurang menjelaskan secara detail pada sub bab tertentu. Terlihat pada bab ke-7 dengan sub bab Tawakal dalam Al-Quran yang hanya menjelaskan garis besarnya saja. Sehingga pembaca membutuhkan penafsiran lagi ketika membaca sub bab ini.
Dalam buku ini disuguhkan berbagai motivasi yang dirangkum dalam tujuh bagian yaitu, MeGalauMen!, Bukan Cantikmu yang Kucari, Ya Allah Jagalah Dia Untukku, Meski Kamu Masih Misteri…, Meski Kau Masih Terasing dan Asing, Mampukah Aku Ya Allah, dan yang terakhir Menunggu Dalam Tenang.
Pada bagian pertama, yaitu MeGalauMen! menceritakan ketika kita harus menghadapi sebuah kegalauan tentang siapa jodoh kita. Hingga dihadirkan sebuah kisah seorang yang menjaga diri dari yang haram. Hasilnya adalah sebuah kebahagiaan yang Allah karuniakan. Pada bagian itu juga mengajarkan kita untuk tidak mendasarkan jodoh pada soal fisik. Kenalilah kepribadiannya dan tawakal pada Allah untuk hasil yang terbaik.
Bagian kedua yaitu, Bukan Cantikmu yang Kucari. Pada bagian ini, penulis memaparkan mengeani motivasi yang benar sebelum menikah. Bukan hanya karna harta atau performa cantik rupa. Selain itu juga terdapat pembahasan mengenai tazkiyah an-nafs atau penyucian diri. Untuk kemudian mengajak kita untuk melakukan perbaikan diri ketika menanti seorang jodoh.
Bagian ketiga yaitu Ya Allah Jagalah Dia Untukku. Menjelaskan ketika hati mulai terpikat namun apalah daya kita belum mampu berbuat hal yang sesuai syari’at yaitu menikah. Kita hanya dianjurkan untuk senantiasa berdoa dan mendokan semoga diri kita dan dirinya selalu dalam penjagaan-Nya. Namun bukan sekedar untuk saling menunggu, semata untuk beribadah kepada Allah.
Selanjutnya yaitu bagian keempat, Meski Kamu Masih Misteri… Poin penting yang disampaikan dalam bagian ini yaitu agar kita senantiasa berpositif thingking kepada Allah ketika dalam masa pencarian dan penantian jodoh. Karena Allah sesuai dengan prasangka hambanya.
Bagian kelima, Meski Kau Masih Terasing dan Asing. Jodoh merupakan misteri yang belum terpecahkan ketika ia belum benar – benar datang kepada kita dan syah untuk kita sesuai syari’at-Nya. Karena hal itulah, dalam bagian ini kita diajarkan agar tetap bersandar pada Allah. Siapakah dan bagaimanakah sosok yang akan menjadi jodoh kita hanya Allah yang tahu.
Bagian keenam yaitu Mampukah Aku Ya Allah. Dibahas mengenai kewajiban seorang suami dalam sebuah rumah tangga. Hal ini menjelaskan kepada kita agar dalam mengambil sebuah keputusan untuk menikah harus berhati –hati karena semua itu tidaklah semudah yang dibayangkan, terdapat ketentuan – ketentuan di dalamnya. Kewajiban suami terhadap istri dan juga sebaliknya.
Pada bagian yang terakhir yaitu Menunggu dengan Tenang. Menunggu bukan sebuah pilihan yang menarik. Tetapi menunggunya untuk hadir juga sebuah tantangan yang menyenangkan. Menunggu disini tidak hanya dengan berdiam diri tanpa melakukan hal apapun, menunggu disini mempersiapkan diri, memperbaiki diri, dan memerlukan tawakal yang ekstra. Menunggu akan terasa lebih bermakna dan hati semakin mantap dengan segala ketentuan yang Allah berikan.

Dari semua bagian dari buku ini menurut saya sangatlah menarik. Buku ini sangat cocok dibaca oleh mereka yang mulai terserang cinta dan tak tahu harus berbuat apa. Khususnya untuk para remaja. Para remaja yang sembari mencari jati dirinya. Jangan sampai remaja yang sebagai penerus bangsa dan tonggak kehidupan sesuai syari’at ini hamcur karena dihampiri  rasa cinta dan mereka belum tahu bagaimana mengatasinya. Sehingga setiap waktu kita semata tidak digunakan untuk hal yang negatif  ketika sebuah rasa yang disebut cinta itu datang menghampiri kita. Waktu kita bisa diisi dengan hal yang berkualitas dan positif ketika masa menunggu itu datang. Menunggu pun akan terasa lebih bermakna untuk kita dan bernilai dimata Allah. 

Senin, 03 Maret 2014


Launching Buku Burung-Burung Di Tiang Duka
Karya Ali D. Musyrifa


foto diambil dari Pustakasiana Zulqudsie

Yogyakarta, 04 Maret 2014
“Ketika politik mulai bengkok maka seniman yang meluruskannya” kurang lebih seperti itulah cuplikan kalimat dari ibu Labibah, dosen Ilmu Perpustakaan Fak. Adab Dan Ilmu Budaya selaku MC dalam event launching buku Burung-Burung Di Tiang Duka karya Ali D. Musyrifa. Ini merupakan event utama dari Forum Membaca Puisi Indonesia (FMPI). Launching Burung-Burung Di Tiang Duka yang diselenggarakan di Teratrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga pada 03 Maret 2014 merupakan rangkaian road show dari beberapa kota sebelumnya, seperti Perpustakaan Kota Pekalongan dan STAI Denpasar yang diselenggarakan beberapa waktu lalu. Event ini cukup menarik perhatian masyarakat UIN khususnya, pasalnya puisi karangan Ali D. Musyrifa ini dibacakan oleh perwakilan dosen dari setiap fakultas di UIN Sunan Kalijaga. Yang lebih menarik perhatian lagi yaitu Rektor UIN, Prof. Dr. Musya Asy’ari juga ikut andil dalam pembacaan puisi karya Ali D. Musryifa tersebut.


Di tengah-tengah pembacaan puisi, tibalah giliran dosen Ilmu Perpustakaan sekaligus Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga membacakan puisi yang berjudul Tangan Pustakawan. Puisi yang tegas memberitahukan keberadaan pustakawan ini semakin menghujam ketika dibacakan oleh Beliau dengan logat Batak nya. Sebagai mahasiswa ilmu perpustakaan, sepertinya tidak berlebihan ketika kami memberikan apresiasi lebih pada puisi tersebut dibacakan. Akademisi -termasuk pustakwan di dalamnya- sudah tidak asing lagi ketika masuk lebih jauh ke dalam dunia seni, dunia puisi. 

Oleh : Khotimatun Khasanah

Sabtu, 08 Februari 2014

One pride, I'm Librarian

Pustakawan.. eemm, sebelumnya memang belum pernah terlintas saya akan menekuni dunia ini. Saya yang suka dunia pendidikan telah di takdirkan untuk menyukai dunia perpustakaan. Subhanallah sekali, Allah memang Maha membolak balikkan hati. Dengan tidak mengecilkan hati, mulai saya dalami dunia perpustakaan itu. Secara langsung memang tidak bisa terjun langsung ke dalam dunia pengajaran (setelah S1) tak mengapa, akan saya buktikan pustakawan juga BISA!! setelah memasuki semester yang tidak muda lagi, maka mulai kutamankan dalam jiwa ini, SAYA akan menjadi PUSTAKAWAN PLUS!! (aamiin). Dengan berbagai pembelajaran yang saya jalankan. Itu semua untuk bekal kelak setelah saya terjun langsung di masyarakat, ketika menghadapi berbagai tipe masyarakat dalam menanggapi apa itu PUSTAKAWAN. Maka dari sekaranglah saya belajar menjawab dengan lantang jika ada yang bertanya “apa mba profesimu nanti setelah lulus? Di perpus kan, berarti manjaga buku?” untuk menjawab itu saya awali dengan bismillah dan senyuman yang paling manis. PUSTAKAWAN adalah juru kunci ilmu. Mungkin mereka bingung, lebih jelasnya, seorang pustakwan itu bukan hanya seperti apa yang mereka sangkakan. Pustakawan adalah manusia yang memang di ciptakan dengan segala hal yang erat hubungannya dengan ilmu. Sering sekali ada pepatah “buku adalah jedela ilmu” maka saya dapat menyambungkan dengan “pustakawan adalah pembuka jendela ilmu”. Melalui pustakawan lah ilmu – ilmu itu dapat di manfaatkan dengan baik. Sebuah ilmu (dari buku dll.) awal mula diolah oleh pustakawan, dirawat oleh pustakawan. Pustakawan memang manusia serba bisa. Banyak sekali artian dari pustakawan. Yang utama, tidaklah sesuatu di dunia ini diciptakan tanpa mempunyai manfaat untuk sesama manusia. Demikian juga pustakawan. One Pride, I'm Librarian..

Selasa, 14 Mei 2013

Seminar dan Lokakarya "Redesain Kurikulum Prodi Ilmu Perpustakaan"

 
Selasa, 18 September 2012 08:38 WIB


Suasana Lokakarya Redesain Kurikulum

Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi menyelenggarakan seminar dan lokakarya dengan tema "Redesain Kurikulum" dimulai pada tanggal 07 September 2012 bertempat di Hotel LPP
Lokakarya dibuka oleh Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Dr. Hj. Siti Maryam, M.Ag dan dihadiri oleh seluruh dosen prodi ilmu perpustakaan dan informasi.
Lokakarya Redesain Kurkulum ini bertujuan untuk mendesain kembali kurikulum prodi,Nara sumber lokakarya redesain kurikulum ini adalah Putu Laxman Pendit (Penulis,Peneliti, Pengajar dan Pendidik bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi) dengan tema "What is librarian? The future of professional knowledge and qualifications.

Senin, 06 Mei 2013

SEPI Bukan Berarti = HILANG
DIAM Bukan Berarti = LUPA
JAUH Bukan Berarti = PUTUS

◕ Aku Punya 2 Mata yang Tak
Selalu bisa Melihatmu.

◕ Aku Punya 2 Tangan yang Tak
Selalu Bisa Menyentuhmu..

◕ Akupun Punya 2 Kaki yang Tak
Selamanya Bisa berjalan..
Bersamamu

☀ Tapi aku Punya HATI, yang
Akan selalu Mengingat dan
Menyayangimu.. :)
by : Ayat-Ayat Cinta

Selasa, 30 April 2013

Fakultasku

Profil Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

Website: adab
Fakultas Adab di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta resmi dibuka pada tanggal 12 Oktober 1961 berdasarkan Penetapan Menteri Agama No. 43 tanggal 9 Agustus 1960. Dari tahun 1961 hingga tahun 1970, jurusan yang dibuka hanya Jurusan Sastra Arab, dan pada tahun akademik 1970/1971 mulai dibuka Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.
Pada tahun 1974, berdasarkan hasil Rapat Kerja Pengembangan Kurikulum di Cipayung, Jurusan Sastra Arab diperluas menjadi Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, sedangkan Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam tetap tidak mengalami perubahan. Pada akhirnya fakultas Adab memiliki empat jurusan/program studi, yaitu:
  1. Bahasa dan Sastra Arab
  2. Sejarah dan Kebudayaan Islam
  3. Ilmu Perpustakaan dan Informasi
    • Ilmu Perpustakaan (S1)
    • Perpustakaan dan Informasi Islam (D3)
  4. Sastra Inggris
http://adab.uin-suka.ac.id